Cornwall - Sebagian traveler suka apabila tidak tersentuh dengan gadget ketika liburan.
Sebagian sisanya, ingin selalu update dengan jejaring sosial. Ternyata
cara menikmati liburan juga berbeda antara pria dan wanita.
Hal ini dirasakan dan dialami oleh seorang pelaku bisnis, Josephine Fairley. Dia merasakan perbedaan cara menikmati antara pria dan wanita, ketika dia berlibur ke Cornwall di St Mawes, Inggris, seperti yang dilansir dari Telegraph, Selasa (20/8/2013).
Destinasi liburan Fairley ini merupakan kawasan yang sangat minim sinyal telepon. Bagi sebagian traveler hal ini merupakan musibah. Namun, tidak bagi Fairley. Dia sangat bahagia ketika liburannya tidak terganggu oleh urusan pekerjaan.
Fairley tidak dapat mengerti dengan traveler yang tidak bisa mematikan smartphone-nya selama satu hingga dua minggu. Baginya liburan adalah benar-benar tidak tersentuh dengan pekerjaan dan rutinitas.
"Kita semua membutuhkan waktu untuk beristirahat, mengisi ulang tenaga, menyegarkan kembali pikran dan sedikit bersenang-senang menikmati koktail," ujarnya.
Hal sebaliknya justru terjadi pada suaminya yang juga merupakan seorang pelaku bisnis. Ketika Fairley bisa lepas dari semua perangkat komunikasi elektronik saat liburan, suaminya justru menghabiskan waktu selama satu jam tiap harinya, untuk sekedar mengecek email dan membereskan pekerjaannya.
Sebaliknya, di saat hari-hari kerja Fairley sibuk di belakang layar komputer seharian, suaminya justru menghabiskan siang harinya dengan berjemur di teras menikmati matahari. Kemudian suaminya akan kembai ke meja kerja pada malam harinya.
Menurut Fairley, liburan dan terlepas dari rutinitas sangat membantunya memperluas wawasan. Dengan tidak terlibat dengan pekerjaan untuk beberapa waktu, dapat membuat seseorang melihat apa yang yang salah dari kerjaan Anda dan tahu bagaimana memperbaikinya.
Hal ini dirasakan dan dialami oleh seorang pelaku bisnis, Josephine Fairley. Dia merasakan perbedaan cara menikmati antara pria dan wanita, ketika dia berlibur ke Cornwall di St Mawes, Inggris, seperti yang dilansir dari Telegraph, Selasa (20/8/2013).
Destinasi liburan Fairley ini merupakan kawasan yang sangat minim sinyal telepon. Bagi sebagian traveler hal ini merupakan musibah. Namun, tidak bagi Fairley. Dia sangat bahagia ketika liburannya tidak terganggu oleh urusan pekerjaan.
Fairley tidak dapat mengerti dengan traveler yang tidak bisa mematikan smartphone-nya selama satu hingga dua minggu. Baginya liburan adalah benar-benar tidak tersentuh dengan pekerjaan dan rutinitas.
"Kita semua membutuhkan waktu untuk beristirahat, mengisi ulang tenaga, menyegarkan kembali pikran dan sedikit bersenang-senang menikmati koktail," ujarnya.
Hal sebaliknya justru terjadi pada suaminya yang juga merupakan seorang pelaku bisnis. Ketika Fairley bisa lepas dari semua perangkat komunikasi elektronik saat liburan, suaminya justru menghabiskan waktu selama satu jam tiap harinya, untuk sekedar mengecek email dan membereskan pekerjaannya.
Sebaliknya, di saat hari-hari kerja Fairley sibuk di belakang layar komputer seharian, suaminya justru menghabiskan siang harinya dengan berjemur di teras menikmati matahari. Kemudian suaminya akan kembai ke meja kerja pada malam harinya.
Menurut Fairley, liburan dan terlepas dari rutinitas sangat membantunya memperluas wawasan. Dengan tidak terlibat dengan pekerjaan untuk beberapa waktu, dapat membuat seseorang melihat apa yang yang salah dari kerjaan Anda dan tahu bagaimana memperbaikinya.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar