Sejarah Catur
Menurut wikipedia dan sumber buku relevansi lainnya setelah om kris alih bahasakan, para ahli sejarah catur sepakat mengatakan bahwa olahraga atau game asah otak ini berasal dari india sekitar pada abad ke-6 yang disana lebih umum dikenal dengan nama Chaturanga. “Chaturanga” diartikan “mempunyai empat bagian” sedangkan menurut pendalaman pada unsur kepahlawanan kata tersebut mengandung arti “tentara.” yang konon bersumber dari salah satu formasi pertempuran dalam epos Mahabrata yang cukup terkenal di negara India, yang kemudian disimpulkan bahwa Chaturanga adalah salah satu gambaran strategi perang untuk mempertontonkan kekuatan strategi militer India saat itu. Namun siapa penemu pertamanya, sangat sulit ditelusuri kembali. Tetapi dari indialah kemudian permainan ini menyebar sampai kebarat dan ketimur.
Di indonesia, permainan ini konon dibawa oleh orang belanda. Mereka kemudian membuat perkumpulan catur di Surabaya dan Jakarta, yang pada kala itu umum dinamakan sebagai "Schaackbond". Sejak itulah permainan ini dijuluki dengan permainan Schaack. Pada sekitar tahun 1915 berdiri perkumpulan tingkat nasional yang bernama nederlandsch Indische Schack Bond (NISB), meskipun masih terbatas hanya dikalangan orang-orang belanda saja.
Orang indonesia sendiri baru ikut-ikutan bermain catur, sekitar tahun 1938. Bahkan sedemikian pesatnya, sehingga jumlah mereka melebihi jumlah bangsa eropa dan belanda, dalam hal penggemar catur pada kala itu. Tetapi ketika kedatangan Jepang, kegiatan ini sempat terhenti. Baru setelah 1945, secara perlahan permainan catur semarak kembali kekalangan bangsa indonesia.
Persatuan catur seluruh indonesia (Persaci), baru terwujud sekitar tanggal 17 agustus 1950 di Yogjakarta. Dan kejuaraan nasional yang pertama dilakukan tahun 1953 di Solo. Tahun berikutnya, PB Persaci dipindahkan ke Jakarta, sambil terus mengembangkan sayap keseluruh jajaran bumi nusantara. Bahkan tahun 1960, Percasi telah diterima di federasi tingkat dunia yang bernama FIDE (Federation International Des Eches).
Lapangan dan Peralatan Catur
Dalam sebuah pertandingan catur, dibutuhkan peralatan-peralatan antara lain yaitu seperangkat papan dan buah catur model Staun Ton, jam catur serta formulir yang digunakan untuk mencatat langkah yang dimainkan. Dimana sekurang-kurang papan catur yang ideal adalah berukuran 44 x 44 cm, dengan masing-masing petak berukuran 5,5 x 5,5 cm. Buah catur paling tinggi yaitu Raja yang secara ideal berukuran 9 cm, dan buah catur lain yang mengikuti proporsinya. Garis tengah masing-masing catur adalah 40% x tingginya. Sebaik-baiknya buah catur konon yang diberi timah pada bagian bawah, ini agar buah catur semakin mantap.
Setiap pemain memiliki sebuah catur yang terdiri dari 1 Raja, 1 Menteri, 2 Beteng, 2 Gajah 2 Kuda dan 8 Bidak atau Pion. Setiap pemain boleh memilih antara buah catur berwarna putih atau hitam, yang akan dimainkan dalam 64 kotak diatas papan catur itu.
Peraturan dalam permainan Catur
Awal Permainan
Pada awal permainan, potongan-potongan disusun seperti ditunjukkan dalam gambar. Baris kedua dari pemain berisi delapan pion, baris terdekat pemain berisi bidak lainnya. Frase populer yang digunakan untuk mengingat setup, remisng terdengar di klub pemula, adalah “menteri pada warna sendiri” dan “putih di sebelah kanan”. Frase terakhir ini mengacu pada pengaturan papan sehingga petak di pojok kanan dekat setiap pemain.
Putih melangkah duluan diikuti langkah hitam dan seterusnya putih dan hitam bergantian melangkah Setiap pemain wajib melangkah, tidak diperkenankan untuk tidak melangkah walaupun langkah yang diambil dapat merugikan. Permainan akan terus dilanjutkan hingga raja skakmat, salah satu pemain mengundurkan diri, atau dinyatakan remis. Selain itu, jika permainan yang sedang dimainkan menggunakan kontrol waktu, pemain yang melewati batas waktu dinyatakan kalah.
Aturan catur resmi tidak memberikan prosedur untuk menentukan siapa yang bermain putih. Keputusan ini dibebaskan sesuai aturan suatu turnamen (misalnya sistem turnamen Swiss atau turnamen Round-robin ) atau, dalam kasus permainan non-kompetisi, biasanya digunakan pemilihan acak.
Menggerakkan Bidak Catur
* Rokade adalah gerakan raja dua kotak menuju benteng, kemudian menempatkan benteng di sisi lain dari raja, yang berdekatan dengan itu. Rokade hanya diperbolehkan jika semua kondisi berikut terpenuhi:
1.Raja dan benteng yang terlibat dalam rokade tidak boleh berpindah sebelumnya
2.Tidak boleh ada bidak antara raja dan benteng tersebut
3.Raja tidak sedang diskak, dan petak yang dilewati dan dituju raja melewati atau berakhir di petak yang diserang bidak musuh (benteng yang diizinkan rokade walaupun diserang atau melewati petak yang diserang)
4.Raja dan benteng harus berada pada baris yang sama
**En passant adalah gerakan menangkap pion khusus ketika pion musuh bergerak dua langkah dan pion kita berada di sebelah pion yang telah bergerak dua langkah tersebut. Pion kita tersebut dapat menangkap pion musuh tersebut seakan-akan pion musuh tersebut hanya bergerak satu langkah.
***Promosi terjadi jika pion berhasil maju hingga baris terakhir (untuk pion putih mencapai baris 8, pion hitam mencapai baris 1). Pion tersebut kemudian dapat ditukar dengan benteng, gajah, menteri, atau kuda dengan warna yang sama, tergantung pilihan pemain. Pilihan ini tidak terbatas pada bidak yang telah ditangkap sebelumnya. Oleh karena itu secara teori bagi seorang pemain dapat memiliki hingga sembilan ratu atau sepuluh benteng, gajah, atau kuda jika semua pion mereka dipromosikan. Jika bidak yang diinginkan tidak tersedia, pemain dapat memanggil wasit untuk memberikan bidak baru.
SKAK
Ketika seorang pemain membuat gerakan yang mengancam raja lawan untuk ditangkap (tidak harus oleh bidak yang bergerak), raja dikatakan diskak. Definisi skak adalah bahwa satu atau lebih bidak musuh secara teoritis dapat menangkap raja pada langkah berikutnya (walaupun raja tidak pernah benar-benar ditangkap). Jika raja milik pemain diskak, maka pemain harus bergerak untuk menghilangkan ancaman penangkapan. Pemain tidak boleh meninggalkan rajanya dalam keadaan diskak pada akhir gerakannya. Cara-cara yang mungkin untuk menghilangkan ancaman penangkapan adalah:
Pindahkan raja ke petak yang tidak terancam. Tangkap bidak yang mengancam (boleh dengan raja, jika hal itu tidak membuat raja dalam keadaan skak). Tempatkan bidak di antara raja dan bidak lawan yang mengancam. Cara ini tidak bisa dilakukan jika bidak yang mengancam adalah kuda atau pion, atau jika bidak yang mengancam tepat persis di sebelah raja (tidak ada petak kosong antara raja dan bidak yang mengancam).
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar