Halaman

Kamis, 20 Juni 2013

Sejarah & Perkembangan Pesawat Terbang


Belum lama ini pesawat penumpang komersial Boeing 737-800. Milik Maskapai penerbangan L*on Air, jatuh di dekat bandara Ngurah rai, Bali. Pesawat Boeing 737- 800 (Next Generation), sebenarnya telah dilengkapi teknologi-teknologi tinggi, seperti teknologi "winglet" nya, yang membuat pesawat menjadi lebih irit bahan bakar, dan memudahkan dalam proses " Take off & Landing ". Namun naas, Pesawat canggih ini, Gagal Landing di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali. Sejarah mencatat, telah banyak kegagalan demi kegagalan adalah bagian dari perkembangan teknologi pesawat terbang. Dan manusia tak akan pernah berhenti untuk membuat pesawat yang bisa mengangkut banyak penumpang dan terbang jauh lebih cepat, nyaman dan aman.

Abbas Ibnu Firnas "The Phoenix" (852)



Berbekal alat sederhana berupa jubah sutra dan burung elang yang di pasang di seperangkat kayu, Ibnu Firnas meluncur dari sebuah bukit di Cordoba ( Spanyol ). Mu'min Ibnu Said, seorang penyair yang menyaksikan aksi itu di sore di musim gugur 852, menulis, "Firnas terbang lebih cepat dari Phoenix ketika dia menggunakan bulu-bulu di badanya, seperti burung manyar." Lantaran terjatuh, Firnas menderita cidera punggung cukup parah.


Glider (1050)


Meski penerbanganya tak begitu sukses, alat yang di pakai Firnas mendapat perhatian luas ilmuwan. Dua abad setelah Firnas, seorang pendeta dari malmesbury, Inggris. Memperbaiki rancangan Firnas. Dengan menambahkan ekor, dia menyebut alat itu dengan Glider. Dari menara lonceng gereja, dia berhasil terbang selama 15 menit dengan jarak tempuh 200 meter. sekarang, Glider sering di pakai untuk olahraga paralayang.


Ornithopter (1488)


Leonardo Da Vinci, ilmuwan Italia, mengembangkan penemuan itu pada 1488. Konsep itu disebut Ornihopter. Istilah itu berasal dari bahasa Yunani, Ornithos yang berarti burung dan Pteron yang berarti sayap. Alat ini mengambil prinsip kerja sayap burung dan serangga. Da Vinci memandang bobot manusia cukup berat jika hanya di topang dengan sayap tetap. Karenanya orang perlu sayap yang lebih dinamis untuk terbang lebih lama dan jauh.


Kapal Udara (1709)


Sebuah tulisan mengenai perhitugan massa benda di udara terbit pada 1670. Penulisnya adalah Francesco Lana de Terzi, menyimpulkan bahwa sebuah benda dapat lebih ringan ketimbang udara jika menggunakan tembaga besar yang menyimpan ruang gas di dalam nya. Ruang itu di gunakan sebagai tenaga pengangkat. Sirkulasi udara harus di jaga sebaik mungkin agar benda tetap bisa terbang. Karya ini mengilhami penemuan kapal udara oleh Bartholemeo Gusmao, seorang portugis pada 1709. Inilah penerbangan manusia pertama tanpa sayap. Kelak penemuan ini mengilhami terciptanya Zeppelin.


Balon Udara (1783)


Dua bersaudara, Joseph dan Jacques Montgolfier, berhasil menerbangkan benda dengan prinsip kapal udara pada 1783. Mereka megganti material tembaga dengan bola raksasa yang terbuat dari sutera. Pada bagian bawah bola terdapat celah yang digunakan untuk pembakaran jerami. Udara panas itu menjadi sumber tenaga. Sebuah kotak tanpa penutup diikat di bola tersebut. Penumpang masuk kedalam kotak tersebut. Penerbangan mereka disebut. "Penerbangan lebih ringan daripada udara".


Monoplane (1790-an)


Setelah usaha "Penerbangan lebih Ringan daripada udara" tanpa sayap, para ilmuwan mulai kembali berpikir dengan sayap. Sir George Cayley, penjelajah asal Inggris, menggambar sketsa pesawat terbang sederhana beserta prinsip kerjanya pada akhir abad ke-18. Dia di anggap sebagai peletak dsar bentuk pesawat terbang modern. William Samuel Henson dan John Stringgfellow, ilmuwan, bekerja sama menyempurnakan penggunaan sayap. Mereka menciptakan mesin terbang tenaga uap sayap tunggal pada tahun 1840. Lebar sayapnya mencapai 45,7 meter. Penerbangan mereka lebih dikenal sebagai "penerbangan lebih berat dari pada udara"


Zeppelin (1900)


Ahli aeronautika (ahli penerbangan) Jerman, Ferdinanz Adolf Heinrich August von Zeppelin, menciptakan balon udara berbentuk cerutu raksasa yang mudah dikendalikan. Menggunakan prinsip kapal udara, Zeppelin, nama pesawat ini, dapat terbang lebih terarah. Pesawat ini sudah dilengkapi sirip, mesin, dan kemudi. Pada 1900, Zeppelin berhasil melakukan uji terbang pertamanya. pesawat tanpa sayap ini melayani penerbangan komersial pertamanya pada tahun 1909. Ketika perang meletus, fungsi komersialnya ditiadakan lantaran pesawat ini lebih dipakai untuk perang.


Biplane (1903)


Terpacu keberhasilan Zeppelin terbang dengan mesin dan kemudi, Orville & Wilbur Wright, dua bersaudara asal Amerika Serikat, merancang pesawat sayap ganda dengan mesin setara 12 tenaga kuda. Mereka menyebut nya Flyer. Wright mengundang pers dan khalayak umum, untuk menyaksikan uji terbang pada 17 Desember 1903 di bukit Kitty Hawk. Dengan seorang pilot yang berbaring di bawah sayap, pesawat itu m]ampu terbang setinggi 36 meter selama 12 detik. Keberhasilan ini dianggap tonggak baru perkembangan pesawat bersayap dengan mesin dalam "penerbangan lebih Berat daripada udara".


Fixed Wing (1904)


Sebuah karya tulis mengenai konsep sayap-tetap pesawat terbang modern terbit di Jerman pada 1904. Karya Professor Ludwig Prandtl ini dianggap sebagai tonggak baru teknologi aerodinamika (ilmu yang bertalian dengan geseka udara pada benda padat). Sayap-tetap adalah konsep yang memungkinkan pesawat dapat terbang tanpa menggunakan sayap nya karena mampu menyeimbangkan gesekan udara. Dengan teknologi itu, pesawat mempunyai daya angkat yang lebih kuat.


Triplane (1908)


Empat tahun setelah terbitnya karya tulis Prandtl, pesawat bersayap tiga di perkenalkan di Perancis. Tambahan satu sayap dimaksudkan untuk menambah tenaga dan memudahkan pengendalian. Sayangnya, ketika diterapkan dalam perang dunia pertama. Teknologi itu tak membantu. Justru menyulitkan pilot bermanuver. Hanya ada dua tipe pesawat bersayap tiga yag di produksi untuk perang dunia pertama. Pesawat sayap ganda lebih diminati karena kelincahannya.


Fabre Hydravion (1910)


Untuk kali pertama dalam sejarah, pesawat bermesin dengan sayap tunggal, mampu mendarat di permukaan air pada 1910. Pesawat ini di sebut Fabre Hydravion, di ambil dari nama pembuat nya Henri Fabre. Pada saat bersamaan Eardre Billing memperkenalkan mesin simulasi pesawat pertama. Dengan alat ini, seseorang tak perlu langsung terbang selama belajar mengendalikan pesawat.


Boeing 247 (1933)


Berakhirnya perang dunia 1, membuat teknologi pesawat terbang berkembang pesat, terutama pesawat berpenumpang lebih dari 2 orang. Boeing, perusahaan membuat pesawat asal Amerika Serikat, memperkenalkan pesawat penumpang komersial pertama pada 1933. Dua pilot diperlukan untuk mengudarakan dan mendaratkan pesawat ini. Pesawat ini bermesin ganda dan bersayap tunggal. Meski begitu, pesawat ini mampu menampung 10 orang penumpang.


Heinkel HE-178 (1937)


Hingga 1937, semua pesawat terbang modern masih menggunakan baling-baling, meski mesin jet sudah di temukan pada tahun 1930 oleh Frank Whittle, seorang berkebangsaan Inggris. Pada 1937, pesawat mesin jet mulai di kembangkan. 2 tahun kemudian pesawat bermesin jet mampu terbang. Pemakaian mesin jet mengubah bentuk sayap. Sayap tak lagi bersegi panjang. Agak lonjong ujung nya, dan berada tepat atau di bawah badan pesawat. Pesawat itu dikenal dengan Heinkel HE-178, yang di produksi oleh perusahaan pesawat terbang asal Jerman, Heinkel.


Supersonic (1947)


Pesawat ini mampu terbang melebihi kecepatan suara. Bell X1, menjadi pesawat supersonic pertama di dunia. Penerbangan pertamanya terjadi pada 14 Oktober 1947. Oleh Chuck Yeager, pilot berkebangsaan Amerika Serikat. Pesawat supersonic tersohor adalah Concorde, pesawat hasil patungan antara Inggris dan Perancis.


Pesawat Jet Komersial (1949)


Usai perang dunia II, Inggris mengembangkan pesawat Jet, untuk tujuan komersial.Dengan sokongan perusahaan pesawat terbang, De Havilland, Inggris berhasil membuatnya. De Havilland Comet, nama pesawat itu, terbang pertama kali pada Juli 1949 dari London menuju Afrika Selatan


Fokker 28 (1967)


Pesawat ini pernah menjadi tulang punggung penerbangan regional (jarak pendek dan menengah dengan kapasitas 35-100 penumpang) di Indonesia sejak 1971. Diterbangkan kali pertama pada 9 Mei 1967, pesawat ini cepat menarik perhatian dunia. Beberapa maskapai dunia menikmatinya termasuk Garuda Airways (sekarang garuda Indonesia). Fokker 28 di nilai cocok dengan karakter landasan udara di Indonesia yang belum teraspal dengan sempurna. Pesawat ini mengudara terakhir di Indonesia pada 2001.


Boeing 747 (1970)


Melihat kesuksesan perusahaan Fokker Aircraft, Boeing tidak mau kalah. Pada 1970, pesawat berpenumpang terbesar di dunia di perkenalkan. Dengan panjang 70 meter dan lebar 59 meter, pesawat ini disebut jumbo jet. pesawat penumpang ini terbagi atas 2 dek/lantai. berkapasitas 400 penumpang, 747 bertahan sebagai pesawat penumpang paling lama digunakan.


Airbus A380(2005)


Sebagai seteru Boeing, Airbus tidak mau kalah. Setelah memproduksi B-707 yang terbesar di zamannya pada 1969. Boeing memproduksi B-747 yang berukuran lebih besar lagi dan menjadi pesawat komersial terbesar sepanjang sejarah higga 2005. Setelah itu Airbus memproduksi pesawat raksasa A380 yang versi standartnya memiliki 854 kursi penumpang, atau 525 jika didesain untuk tiga kelas: eksekutif, bisnis, ekonomi.

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar