Halaman

Sabtu, 10 Agustus 2013

Cara Laba-Laba Membangun Jaringnya

 

Pondasi Horizontal

Hal pertama dan tersulit adalah membentangkan benang pondasi secara horisontal layaknya sebuah jembatan gantung tanpa tiang penyangga. Untuk melakukannya, apakah ia terbang atau melompat? Ataukah melemparkan tali laso seperti koboi? Ataukah ia berjalan menyusuri ke bawah? Tidak, melainkan mirip menerbangkan layang-layang, ia menyemprotkan benang dengan panjang yang mencukupi lalu mengandalkan angin untuk menambatkan ujungnya yang lengket ke titik seberang.

Pada proses ini bisa dikatakan laba-laba menggunakan keahlian navigasi pilot yang memperhitungkan tiga elemen dasar yaitu jarak tempuh, kecepatan angin dan altitude ketinggian.



Titik Pusat Radius

Setelah terbentang benang pondasi horisontal, ia kemudian membangun titik pusat radius dengan cara mencari titik ayun terendah dari benang pondasi. Dari titik tersebut ia lalu menariknya secara vertikal dengan mengaitkan sebuah benang dan turun vertikal hingga ke dasar bawah membentuk huruf “Y”.  

Bisa dikatakan pada proses ini laba-laba menggunakan kalkulasi trigonometri.





Perimeter Bangunan

Setelah titik pusat dibuat, laba-laba kemudian membangun perimeter pondasi terluar, tergantung kondisi lingkungannya, bisa berbentuk segi empat, pentagonal, heksagonal, atau oktagonal, dll.  

Pada proses ini bisa dikatakan laba-laba punya keahlian yang sama dengan pasukan komando dalam mengamankan perimeter di sekitarnya.



Jari-jari Simetris

Setelah perimeter pondasi terbentuk, barulah ia membangun pondasi ruang dalam dengan merangkai jari-jari yang simetris yaitu dengan merajutkan benang-benang dari titik pusat ke perimeter pondasi atau sebaliknya hingga membentuk jari-jari seperti yang kita lihat dalam jari-jari sepeda.  

Jaring-jaring simetris berguna untuk mengisolasi kerusakan pada sektor tertentu dalam jaring atau dengan kata lain bila salah satu benang putus tidak mempengaruhi stabilitas seluruh jaring.




Jaring Spiral

Setelah jari-jari pondasi dalam terbangun, laba-laba mulai membangun jaring spiral yang dimulai dari titik pusat radius menuju perimeter pondasi. Pada umumnya pola geraknya mirip seperti sebuah galaksi atau putaran rotasi planet-planet di tata surya, bahkan bisa juga dikatakan mirip dengan putaran Thawaf di Mekah.  

Jaring spiral selain sebagai jaring perangkap, berfungsi pula sebagai perangkap air untuk laba-laba.




Stabilimentum

Bila jaring-jaring perangkap yang dibuatnya berada di jalur yang minim mangsa, maka laba-laba akan membuat Stabilimentum yaitu jaring ornamen tambahan yang berfungsi untuk memikat mangsa. Bentuk ornamen Stabilimentum bervariasi tergantung mangsa di sekitarnya dapat berpola seperti bunga ataupun serangga kecil yang dapat memikat mangsa untuk datang kepadanya. Berikut contoh pola ornamen stabilimentum:


 

 Bonus


sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar